Showing posts with label Hipertensi. Show all posts
Showing posts with label Hipertensi. Show all posts

Konsekuensi Hipertensi yang Tidak Terkelola

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi yang tidak boleh diremehkan. Tekanan darah tinggi dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan Anda. Untuk mencegah potensi masalah, Anda perlu memantau dan mengendalikan tekanan darah Anda.

Krisis Hipertensi

Apakah Krisis Hipertensi?
Krisis hipertensi adalah peningkatan tekanan darah berat yang dapat menyebabkan stroke. Tekanan darah yang sangat tinggi - Tekanan darah sistolik (angka atas) dari 180  mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastolik (angka bawah) dari 120 mmHg atau lebih tinggi – dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah. Terjadi peradangan pada pembuluh darah dan mungkin kebocoran cairan atau darah. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah secara efektif.

Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi


lNeurologi : Sakit kepala, kejang, gangguan kesadaran, hilang / kabur penglihatan
lOftalmologi: Funduskopi  perdarahan retina, eksudat, edema papil
lKardiovaskular: Nyeri dada, edema paru
lGinjal: Azotemia,proteinuria, oligouria
lObstetri: Preeklampsia dengan gejala gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, gagal jantung kongesti, gangguan serebrovaskular

Faktor resiko krisis hipertensi

 1.Terapi obat antihipertensi yang tidak adekuat.
2.Kehamilan.
3.Penggunaan NAPZA.
4.Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi seperti luka bakar berat, feokromositoma,penyakit kolagen, penyakit vaskular, trauma kepala.
5.Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.

Dampak ekonomi penyakit hipertensi

Berbagi penelitian dan observasi di fasilitas kesehatan menunjukan bahwa penyakit hipertensi di indonesia terus mengalami kenaikan insiden dan prevalen. Kenaikan insiden dan prevalen hipertensi berkaitan erat dengan perubahan pola hidup yang semakin beresiko terhadap hipertensi berkaitan dengan insiden stress dalam kehidupan,  pola makan yang mengandung lebih banyak lemak, penurunan aktifitas fisik, dll.


Hipertensi Pulmonal

Definisi
Hipertensi pulmonal adalah jenis tekanan darah tinggi yang mempengaruhi arteri di paru-paru dan sisi kanan jantung anda.
Hipertensi pulmonal dimulai ketika arteri kecil di paru-paru, yang disebut arteri pulmonal, dan kapiler menjadi menyempit, tersumbat  atau rusak. Hal ini membuat sulit bagi darah untuk mengalir melalui paru-paru, yang meningkatkan tekanan dalam arteri di paru-paru anda. Ketika tekanan meningkat, ruang kanan bawah jantung (ventrikel kanan) harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui paru-paru, menyebabkan otot jantung melemah dan akhirnya tidak berfungsi.

Definisi Hipertensi


Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.


Secara umum, tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan peningkatan resiko penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, aneurisma, dan stroke (kerusakan otak). Dikatakan tekanan darah tinggi (hipertensi) jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau kedua-duanya. Pada tekanan darah tinggi (hipertensi), biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka pertama diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka kedua diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Tekanan darah dikatakan normal jika berada diantara 100/60 dan 120/80. Tekanan darah antara 120/80 dan 140/90 disebut pra-hipertensi, dan tekanan darah diatas 140/90 dianggap hipertensi.

Tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan didalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah kedalam arteri. Tekanan diastolik, mewakili tekanan di dalam arteri ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan paling rendah pada arteri.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Komplikasi dari tekanan darah tinggi (hipertensi) ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan darah tinggi (hipertensi) kronis. Untuk sebab itu, diagnosa tekanan darah tinggi (hipertensi) sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan mencegah komplikasi-komplikasi.

Pada awalnya diperkirakan bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik adalah suatu faktor risiko yang lebih penting daripada peningkatan tekanan darah sistolik, namun sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang berumur 50 tahun atau lebih, tekanan darah sistolik mewakili suatu risiko yang lebih besar.

Hipertensi pada kehamilan ( Eclampsia-Preeclampsia)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.

Penyebab dan Gejala Hipertensi

Sekitar 90% penderita hipertensi, tidak diketahui penyebabnya dan keadaan ini disebut sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab, beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi


Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat membawa penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja extra keras, akhirnya terjadi kerusakan pada jaringan dan organ-organ tubuh.<span class="fullpost">

Pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang utama adalah kontrol terhadap diet tekanan darah tinggi (hipertensi) :

1. Kandungan garam (Sodium/Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam (sodium/natrium), ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini :
  • Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
  • Batasi konsumsi daging dan keju
  • Hindari cemilan yang memiliki rasa asin
  • Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
2. Kandungan Potasium/Kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu menurunkan tekanan darah. Potasium umumnya bayak terdapat pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium, baik untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi, antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang merah, dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Diet untuk pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat :
  • Diuretic (Hydrochlorothiazide/HCT, Lasix/Furosemide). Merupakan golongan obat hipertensidengan proses mengeluarkan cairan tubuh melalui urine. Tetapi karena potasium kemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
  • Beta-blockers (Atenolol/Tenorim, Capoten/Captopril). Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
  • Calcium channel blockers (Norvasc/amlopidine, Angiotensinconverting enzyme/ACE). Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan tekanan darah tinggi atau hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
Untuk mencegah tekanan darah tinggi (hipertensi), ada beberapa tips yang dapat dilakukan :
  • Kurangi konsumsi garam dalam makanan. Jika anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya hindari makanan yang mengandung garam.
  • Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium, karena mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
  • Hindari konsumsi alkohol.
  • Olahraga secara teratur. Jika anda telah menderita tekanan darah tinggi, pilih olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
  • Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
  • Jalankan terapi anti stress agar mengurangi stress dan mampu mengendalikan emosi.
  • Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kendalikan kadar kolesterol.
  • Kendalikan diabetes.
  • Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah, dan selalu konsultasikan ke dokter.</span>

Penanganan Hipertensi Krisis di ruang ICU



Penangan Hipertensi krisis di ruang ICU haruslah ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan Guideline JNC 7 dalam penanganan Hipertensi Emergensi, yaitu :
  • Target penurunan tekanan darah pada terapi awal hipertensi emergensi adalah untuk menurunkan MAP tidak melebihi 25% dari tekanan darah awal ( penurunan dapat dilakukan dalam jangka waktubeberapa menit sampai dengan 2 jam ). Selanjutnya tekanan darah dapat diturunkan sampai dengan 160/100 mmHg selama 2-6 jam.
  • Setelah tekanan darah yang diharapkan tercapai pertahankan tekanan darah sealama 24-48 jam; tetesan dapat dikurangi secara bertahap. Satu jam sebelum sedian parenteral di aff, obat anti hipertensi oral dapat diberikan terlebih dahulu.
  • Hindari penurunan tekanan darah yang berlebihan karena dapat menimbulkan iskemia pada organ ( jantung, otak, serta ginjal ).

Kategori

Kategori