Dampak ekonomi penyakit hipertensi

Berbagi penelitian dan observasi di fasilitas kesehatan menunjukan bahwa penyakit hipertensi di indonesia terus mengalami kenaikan insiden dan prevalen. Kenaikan insiden dan prevalen hipertensi berkaitan erat dengan perubahan pola hidup yang semakin beresiko terhadap hipertensi berkaitan dengan insiden stress dalam kehidupan,  pola makan yang mengandung lebih banyak lemak, penurunan aktifitas fisik, dll.





Meskipun kenaikan insiden dan prevalen hipertensi berpotensi menaikan penghasilan para dokter dan fasilitas kesehatan, para ahli kesehatan masyarakat dan pemerintah di berbagai negara berupaya menurunkan insiden dan prevalen hipertensi. Karena bahaya hipertensi bersifat laten, lambat dikenali dan progresifitasnya juga lambat sehingga sering tidak dirasakan urgensinya dan ancamanya bagi kehidupan pribadi. Pengambil keputusan pun seringkali tidak memahami resiko sosial dan resiko nasional kenaikan insiden dan prevalen hipertensi.

Pendekatan ekonomi merupakan pendekatan yang semakin banyak digunakan untuk mengatasi rendahnya pemahaman resiko jangka panjang hipertensisecara nasional. Salah satu pendekatan ekonomi adalah menghitung dampak ekonomi dari suatu penyakit hipertensi. Perhitungan sederhana dengan menghitung biaya langsung yaitu biaya yang dibutuhkan untuk berobat selama satu tahun ataupun selama seumur hidup dan biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung meliputi biaya hari produktif yang hilang ketika menjalani pengobatan, terjadinya penyakit berat yang meningkatan hari kerja yang hilang, hari produktif yang hilang akibat kematian dini, maupun biaya tidak langsung lainya.  Dalam presentasi ini disajikan beberapa contoh hasil perhitungan kerugian ekonomi akibat penyakit hipertensi. Perhitungan ini sangat bermanfaat untuk menentukan efisiensi program pencegahan hipertensi secara nasional.

Sumber : InaSH 2008.

1 komentar:

Makanya gan..hidup ini jgn di bikin pusing & stress malah akan jadi penyakit.


EmoticonEmoticon